Kuliner di Madura (Edisi: cepat tutup artikelku)

Oooh… dikejar deadline. Challege minggu ini begitu menantang, karena bersamaan dengan kepadatan urusan domestik rumah tangga, terlebih lagi si adik yang rewel karena giginya mau tumbuh lagi (mau 5, sdh ada 4 gigi seri).

Madura, oh madura, sudah seminggu pulau ini melintas, berputar, mengelilingi pikiranku.. tapi apadaya tangan tak kunjung bisa menulis.

Pulau Madura, pulau garam. Disini aku tidak mau cerita tentang sejarahnya ya, karena terus terang yang mau saya bagikan hobi kuliner saya saja. he.he.he. Banyak banget tempat makan yang aku suka di pulau ini. Yuk Mari ikut Ngiler.

1.Sate Daging Madura.

Ga semua loh sate madura jadi favoritku, tapi menurutku sate turun temurun yang bener-bener maknyus adalah sate yang di bawanya pake nampan di kepala. Nih orang adanya cuma di pinggir jalan menuju kota bangkalan lewat jembatan suramadu. Nah, yang paling ahli nemuin jadwal yang pas untuk nyegat si mbok ini adalah Bapakku. Karena si mbok ini rutenya jalan ke pasar, dan kalau udah nyampe pasar kemungkinan habisnya cepet banget. Jadi Bapakku selalu berangkat pagi-pagi untuk nyegat si mbok. Ups! untung Mamaku ga cemburu, ceritanya nyegat cewek lain nih.

dsc01821dsc01829dsc01825

Memang Sate daging ini ngangenin, dengan baluran bumbu kacang dan bawang dengan sedikit kecap, mmm.. hangat langsung makan. Mantab! Daging Sapi Madura terkenal dengan padat dan merah, mungkin karena sering olahraga kerapan sapi ya? he.he.he.

2.Pak Kowah.

Lagi-lagi kerjaan si bapak, berangkat dini hari untuk dapetin makanan pak Kowah. Karena penjualnya lagi-lagi pula si mbok (lain lagi ya bukan yang sate tadi). Parahnya jam setengah 9 tuh, makanan ini sudah habis. Jadi bapak kalau berangkat dari rumah harus jam 05.30 demi mendapatkan makanan ini. Pak kowah berasal dari kata Ketopak kowah artinya ketupat kuwah. Isinya Ketupat yang disiram dengan kuah santan manisa, cecek/rambak sayur dan udang, diwarnai dengan warna putih kemerahan karena cabe merahnya. untuk fotonya nanti saya susulin ya.p_20160421_0658251

3.Nya Lete’

Turut berduka, sekitar sebulan yang lalu mendengar kabar pemilik Nya lete’ meninggal, jadi sekarang anaknya jadi penerus. Apa rasanya tetap atau berubah ya? Khasnya nasi putih yang agak keras, lalu dikuahi dengan daging lulur berbumbu santan kemerahan membuat makanan ini menjadi sempurna, pelengkap lainnya ada mihun kecap, disertai beberapa potong empal goreng, dendeng dan potongan telur rebus melengkapi nasi Nya lete’ belum lagi ada sambal kering yang hanya ulekan kasar cabe kecil dan garam, membuat lidah terus berdendang.. eeh.. bergoyang..Nyummy! Lokasinya perjalanan dari tengah kota bangkalan menuju suramadu. Di dekat perempatan, kanan jalan setelah kantorpos bangkalan.

4.Nasi Serpang.

Nasi ini juga dikenalin sama bapak harus menjadi sarapan pagi, entah apa memang karena bapakku suka dengan nuansa pagi di Madura, karena kami sekeluarga selalu kuliner sarapan pagi. Jadi habis subuh, jam stgh 6 berangkat. Untung sudah ada Jembatan Suramadu, dulu kami kalau ke Madura berangkat subuh jam 04.00, paling siang jam 04.30, untuk naik kapal dan antri di tanjung perak.

Hayuk. Mundur lagi ke Nasi Serpang. Nasi ini cocok banget buat orang-orang yang ga suka makanan berkuah. 

hasil foto Arief, M.P.A:p_20160421_071432

hasil browsing mbah goolge:

Nasi serpang ini jenis makanan keringan yang terdiri dari Nasi Putih, pepes tongkol, empal goreng kering, telur asin, tumis kerang kecap, bihun kecap, tahu rambak sayur santen dan serundeng peyek. Uniknya makanan ini disajikan dalam porsi potongan kecil-kecil namun harganya lumayan mahal, awal tahun kemarin 17rb/porsi. Sekarang belum tau lagi.. Lokasinya dari arah masuk suramadu ke bangkalan, sampai tengah kota ada Alun-alun bangkalan, belok kanan lalu lurus, ada belokan kanan tetap lurus, menuju ke tanjung bumi. Ada dikanan pinggir jalan.

5.Rumah Makan Ambiona.

Ada lagi loh rumah makan yang sudah pernah dikunjungi Pak Bondan yaitu rumah makan Amboina. Berkali-kali ke sana saya selalu kehabisan. Dan pernah hanya sekali itupun makan di buru-buru.  Begitu datang di lokasi rumah makan, kami pesan makanan, disaat menunggu makanan, tiba-tiba jendela dan pintu ditutup jadi kami terkurung didalam rumah makan. Ternyata penjual rumah makan itu tidak mau menolak pelangganya karena habis, sehingga begitu mereka tahu porsi makanan sudah habis, mereka cepat-cepat menutup jendela dan pintu tanda bahwa sudah tutup. Jadinya saya dan keluarga makan di dalam rumah makan dalam keadaan pintu dan jendela ditutup. Sampai-sampai saya tidak paham apa saja yang ada di makanan amboina itu. Yang jelas tetap Maknyus!! Bagaimana saya bisa konsen makan, saya sambil tertawa-tawa melihat keadaan itu, ora umum (tidak umum). Lokasinya pas banget di depan kantor pos polisi alun-alun bangkalan.

Nah itu kelima makanan wajib yang menghiasi pagiku di Madura, khususmya di bangkalan. Lain kali aku bagikan potretnya ya. Karena selama ini selalu diburu waktu untuk menuju ke lokasi makanan, sampai ditempat menikmati, dan ga sadar belum difoto udah habis dah..

Kalau kalian mau coba makanan pagi diatas jangan lupa siap-siap berangkat subuh ya, kalau dari luar kota harus nginep dulu di hotel.

See u in Madura Island,

 

Dewi.

 

19 thoughts on “Kuliner di Madura (Edisi: cepat tutup artikelku)

  1. amboina & serpang sering diceritain sama bapak ibu mertua yg juga doyan kuliner ke madura, mba. walopun aku ada darah madura, seumur2 baru 3x kesana..hahaha.. baca artikelnya bikin aku nelen ludah, mbayangin enaknya, semoga bisa segera dicobain semuanya ^___^

    Like

      1. Enggak mba…cm warung pinggir jalan…bangku kayu gt loh…namanya lupa…pokoke ada tulisannya nasi cumi. Alamat kalo ga slh jalan waspada itu, samping pasar atom. Buka malam jam 9 keatas. Antriiii 😁

        Like

      2. Iya mba…jam malam. Aku aja kalo ga kepuingin bgt ga kesana. Tp emang yg paling uwenak kok menurutku. Cb aja kalo pas lwt, mba lht. Sp tau skr buka lbh awal

        Like

Leave a reply to Dewi Adikara Cancel reply