Menumbuhkan Peran Kakak pada anak yang masih berusia dibawah 3 tahun

meminimalkan rasa iri pada anak karena perhatian yang terbagi

Begitulah mungkin judul yang paling tepat untuk menggambarkan keluarga muda seperti saya yang sudah memiliki dua anak kecil dengan jaraknya berdekatan. Bayangkan saja, disaat seorang anak yang belum genap berusia 2 tahun, ia harus menyandang gelar sebagai Kakak. Pastinya gelar itu bukan sekedar status, tapi lingkungan disekitarnya memiliki harapan perilaku yang harus dimiliki sebagai seorang kakak.
Berikut beberapa harapan figur seorang Kakak yang diambil dari pengalaman dilingkungan saya :

1. Seorang kakak biasanya diharapkan mampu mengalah pada adiknya. Mengapa demikian? Karena seorang Kakak secara usia dirasa lebih mampu mengontrol emosi daripada adiknya.

2. Seorang kakak diharapkan bisa menyayangi adiknya. Karena sang adik dianggap seseorang yang lebih lemah dan masih seorang bayi yang tidak mampu melakukan apa-apa dibandingkan kakaknya. 

3. Seorang kakak diharapkan mampu memberi contoh perilaku yang baik pada adiknya. Karena usia adik yang lebih muda dianggap lebih bisa sering meniru dari pada kakaknya.

Jadi tantangan bagi saya adalah, mengajarkan sejak dini bagaimana peran Kakak bisa menempel pada anak saya yang pertama.

Seringkali hadirnya anak ke-dua membuat adanya perbandingan antara kakak dan adik. Sehingga bila tidak disikapi dengan lebih bijak, akan menimbulkan kesalahan persepsi dalam menilai anak, bahkan melabel anak dengan karakter tertentu.

Berikut beberapa contoh sikap yang bisa dilakukan agar peran Kakak bisa ditumbuhkan :

  1. Sang kakak diceritakan bahwa ia akan memiliki seorang adik bayi yang sangat lucu. Perlu kita memperhatikan kemampuan bahasa daya tangkap anak pertama kita. Sehingga komunikasi yang terjalin dengan kakak bisa menarik dan membuat kakak memahami apakah itu “seorang adik”
  2. Ceritakan bahwa Kakak dulu berada diperut bunda, kecil seperti bayi, lalu lahir dan tumbuh besar menjadi seorang anak yang hebat. Dan saat ini diperut bunda ada bayi lagi yaitu adik yang masih kecil dan tidak bisa apa-apa. Ajak si kakak untuk menyayangi perut bunda, dan menciumnya.
  3. Bermain peran, pada usia 2 tahun keatas anak sudah mulai bisa diajak berlatih bermain peran. Jadi bisa dengan boneka, untuk menyampaikan ada beberapa peran dalam keluarga, yaitu Ayah, Ibu, Kakak dan Adik. Kuatkan permainan antara kakak dan adik. Dimana sang Kakak menyayangi adiknya, mencium adiknya, menyayangi rambutnya, menyuapinya makan, menimang untuk tidur.
  4. Begitu ada adik yang lahir di dunia, berikan kesempatan kakak untuk memegang dan menyayangi adiknya. Namun perlu diarahkan pada area anggota tubuh bayi yang paling aman, seperti tangan dan kaki bayi. Hal ini dimaksudkan agar kasih sayang kakak tersalurkan pada adiknya yang masih bayi.
  5. Bila adik bayi akan ditidurkan atau sedang tidur, Jangan pernah memarahi kakak karena alasan adik tidur, karena sang kakak bisa merasa kehilangan kebebasan atau kesenangan akibat adiknya.
  6. Buatlah ruang buat kakak untuk bermain dilengkapi dengan mainan kesukaan si kakak. Kenalkan itu adalah tempat bermain si kakak. Sehingga tidak mengurangi aktivitas bermain kakaknya karena takut mengganggu adiknya tidur. Ini menjadi penting karena menjadi salah satu bentuk perhatian pengganti  bunda disaat menyusui tidak bisa menemani kakak untuk bermain. Dengan perasaan kakak yang senang, maka kedekatan dengan adik bisa lebih menyenangkan.

Bagaimana pengalaman teman-teman? Ada lagi hal lainnya? Mari berbagi.

Dengan peran Kakak yang tumbuh sejak dini maka kasih sayang pada sang adik bisa mempererat hubungan persaudaraan mereka.

Baca juga artikel mbak Tata, Menumbuhkan rasa sayang Kakak pada Adik.

Tahap pertumbuhan si kakak dan si adik akan terus berkembang, dan pasti ada tantangan baru untuk membimbing si kecil untuk memahami dunia, Yuk selalu kreatif menemani mereka😊
Salam,

Dewi Adikara

Sumber foto: pixabay.com

11 thoughts on “Menumbuhkan Peran Kakak pada anak yang masih berusia dibawah 3 tahun

  1. Pengalaman saya adalah: setiap hari bobok jam 11 malem… dan ditemani backsound, “Bunda jangan mimiki adeeeekkkk!!!”
    Eaaa… saya telat kasih pengertian ke kakaknya tentang kehadiran adiknya.
    Awalnya sih kaya yg merasa bersalah bangeeet gitu, dia masih kecil uda ada adeknya.
    Tapi, alhamdulillah seiring berjalannya waktu, sekarang malah mereka tuh yg kompak bgt gitu. Kakaknya suka mbanyol2 di depan adeknya, trus adeknya ketawa ngakak.
    Malahan si adek kalo uda liat kakaknya aja, uda langsung teriak2 minta dideketin.
    Haha..
    Rukun2 selalu ya nak..
    Eniwei, trims info nya Bunda Mels.. 😘😘

    Like

    1. Waah pengalaman menarik sekali ya bunda, memang anak tuh sangat peka kalau ingin perhatian dari bundanya.. makasie ya sharingnya poin tambahan si anak yg memang butuh perhatian lebih😘 Alhamdulillah semoga makin kompak ya adek adek..

      Like

Leave a comment